Minggu, 06 Oktober 2013

Ar Ruhul Jadid: #Mentoring, Sudahkah kita ?

Ar Ruhul Jadid:
#Mentoring, Sudahkah kita ?



September 2013. Hari ini ingin kembali membagi tegukan air kehidupan yang begitu menyejukkan setiap orang. Menyebar tetes demi tetes embun kenikmatan yang telah lama membasahi setiap jengkal demi jengkal jiwa ini. Membasahi setiap waktu untuk terus basah oleh aliran aliran kebaikan. Membilaskan jiwa yang telah ternodai oleh titik titik hitam . Membersihkannya perlahan dan perlahan hingga noktah yang telah tercipta hilang dibawa bersama derasnya ilmu yang kita dapatkan. Mempermanenkannya dalam kalbu dengan bergerak segera realisasikan. 
Mungkin sebagian dari kita telah merasakan taman taman surga ini. Telah menikmati tiap tiap waktu dan menghabiskannya untuk sama sama berdiskusi membicarakan hal hal yang bisa hantarkan kita ke penghidupan yang baik nanti. Bertukar pikiran untuk beramai memecah segala masalah yang hadir membantai. Ukhuwah terasa begitu kental mengelilingi. Mengikat setiap hati untuk terus mencintai saudaranya seperti cinta pada diri sendiri. Menjadikannya terasa indah karena ini tak terbalut karena pertalian nasab/ keturunan. Tapi terbentuk atas dasar keimanan. Tali persaudaraan Islam.Ukhuwah Islamiyah. Namun sayangnya, masih banyak yang tak tergabung dalam perkumpulan indah ini. Masih besar jumlah yang tak tertarik untuk bersama meraih ketenangan ukhuwah. Masih sangat banyak. Dan Ntah lah mengapa. Mungkin ketidaktahuan yang menjadikannya tak diminati. Ya. Rasa #Ketidaktahuan. Ketidaktahuan mereka akan forum penyejuk yang luar biasa menenangkan. Ketidaktahuan mereka akan adanya sarana pembelajaran yang mampu mencetak pemuda dan pemudi menjadi kalangan yang intelektual dalam bidang keduniaan, dan akhirat tentunya.Kali ini kami mengangkat Tema #TentangHalaqah. Tentang perkumpulan dunia yang mampu menjaga agar iman senantiasa berada pada statistic yang baik. Jika tidak mampu meningkat, setidaknya forum ini mampu menjadikannya berada pada posisi stagnan. Tidak sampai turun drastis hingga keposisi Lemah iman (Futur).
Secara bahasa, halaqah diartikan sebagai lingkaran. Dalam lingkaran ini, sekelompok orang duduk bersama dan berkumpul secara rutin seraya bertilawah Qur’an sambil mengkaji dan mempelajari Islam. Setelah sampai ketitik paham, maka diri akan langsung bertindak untuk melaksanakan apa yang dipahaminya. Yang jelas , dimentoring kita akan dipahamkan tentang kebenaran dan ketakwaan. Maka insya Allah dengan ini, kita akan bergerak untuk merealisasikan pemahaman ini dalam bentuk kebenaran dan ketakwaan kita pada-Nya.Forum halaqah ini dikenal juga dengan nama smart group, pengajian, majelis taklim. Namun, dikalangan para ADK (Aktivis Dakwah Kampus) dan Rohis (Rohani Keislaman), kegiatan halaqah ini lebih dikenal dengan sebutan#Mentoring.
 Dalam #Mentoring, biasanya terdiri dari 3-12 orang. Para peserta mentoring ini selanjutnya akan dipimpin dan dibimbing oleh seorang #murobbi (Pembina). Istilah murobbi ini biasanya lebih dikenal dengan sebutan mentor, ustadz, dan guru. Dalam hal ini, murobbi akan mentransferkan pemahamannya tentang Islam ke peserta halaqah. Pengiriman ilmu ini akan terus berlangsung sampai nanti terbentuknya kepribadian muslim yang islami dikalangan peserta mentoring. Selain itu, diharapkan juga agar peserta mentoring mampu memiliki karakter seorang Da’i. Hingga nantinya pemahaman islam yang telah diberikan oleh murobbi, mampu diteruskan oleh para peserta halaqah kepada orang lain. Hingga dakwah akan tetap berjalan dan multi pahala yang luar biasa menggiurkan akan kita dapatkan . #Amal Jariyah. Enak kan ? :)
Didalam kelompok ini, kita akan digembleng untuk trus meningkatkan kualitas diri selalu. Tak hanya peningkatan dalam pemahaman saja , tapi juga pengembangan dalam soft dan hard skill diri . Hingga nanti kita akan dibentuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Insya Allah :’) Percayalah :’) ini kelompok dan kegiatan yang menyenangkan. :’)
Disini juga kita akan merasakan ikatan ukhuwah yang super duper kuat. Pertemuan rutin seminggu sekali tak terasa telah mengikat hati hati peserta mentoring. Segala sesuatupun rasanya tak afdol jika tak diceritakan ke rekan 1 tim. Hingga Masalahmu, masalahku juga. Yap. Inilah rasa yang akan terbentuk dalam kelompok ini. Tak bisa melihat rekan mentoring terlilit masalah yang berat, hingga rekan yg lain tergerak untuk mencari solusi guna mengembalikan semangat dan senyuman sang rekan. :)
Kedengaran lebay kah ? Tapi inilah kenyataannya. :’) Percayalah :)
Untuk itu, #Masuklah ke dalamnya dan rasakan sensasinya secara nyata.Ini bukan rangkaian dongeng fiktif belaka, tapi ini riil kawan. Bahkan apa yang tertuliskan diatas hanya sebagian kecil dari asiknya “Mentoring” ini.:)#Bergabunglah kawan, karena rantai dakwah membutuhkan pejuang pejuang seperti kalian semua. Yang siap menerima dan meneruskan risalah yang telah diajarkan Rasul Tercinta kita, Nabi Muhammad saw. Hingga nanti, mudah mudahan kita semua dapat bertemu dengan beliau di SurgaNya Allah kelak.Aamiin. Sungguh kami merindukan ini . :)
Kawan, kami menunggumu disini, didalam “Mentoring” :)


“Islam sangat menganjurkan agar para pemeluknya membentuk kumpulan-kumpulan bernuansa kekeluargaan (halaqah) dengan tujuan mengerahkan mereka untuk mencapai tingkat keteladanan, mengokohkan persatuan, dan mengangkat konsep persaudaraan di antara mereka dari tataran kata-kata dan teori menuju kerja dan operasional yang konkret. Oleh karenanya bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku untuk menjadi batu bata yang baik dalam bangunan islam ini.” (Imam Syahid Hasan Al-Banna)

Jumat, 04 Oktober 2013

Ikhlasunniyah

Makna ikhlasunniyah
• Secara bahasa:
- Ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti bersih/murni.
- Niyat berarti Al-qoshdu, artinya maksud/tujuan.
• Secara istilah:
Ikhlashunniyah berarti membersihkan maksud dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya mengkhususkan Allah Azzawa Jalla sebagai tujuan dalam berbuat.
Perintah Allah untuk ikhlas dalam beramal: QS. 98:5, 7:29, 18:110.
Pentingnya Ikhlasunniyah
a) Merupakan ruhnya amal
b) Salah satu syarat diterimanya amal. “Allah Azza wa Jalla tidak menerima amaI kecuaIi apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhaan-Nya semata”. (HR Abu Daud dan Nasa’i).
Syarat diterimanya amal atau perbuatan :
• Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya
• Ikhlas dalam berniat
• Sesuai dengan syariat Islam (Al-Qur’an dan Sunnah)
c) Penentu nilai/kualitas suatu amal [4:125]. “Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasannya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niiatkan. Maka barang siapa hijrah menuju (ridha) Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barang siapa yang hijrah karena dunia (harta atau kemegahan dunia), atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.” (HR Bukhari Muslim)
d) Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah [2:262, 4:145-146].
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
1. Menyerahkan segala datanya hanya kepada Allah, rasul dan akhirat.
2. Memerangi kesenangan hawa nafsu dunia.
3. Menyadari bahwa segala aspek kegiatan seorang muslim adalah ibadah [2:21, 51:56].
REFERENSI
• Imam Al-Ghazali, Ibnu Rajab Al-Hambali & Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Pembersih Jiwa, Pustaka.
• Ibnu Taimiyyah, Etika Beramar Ma’ruf Nahi Munkar, GIP.
• Panduan Aktivis Harokah, hal. 42, Al-Ummah.