Tampilkan postingan dengan label blablabla. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label blablabla. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Juli 2016

kepo?

Kepo?

Kepo? Keppo? Keppow?
Iya.. kepo. Apasih kepo itu?
Ciyeee, udah mulai kepo :D muehehe

Kepo, kepo adalah sebuah ungkapan utnuk menggambarkan rasa keingintahuan yang teramat sangat ingin tau. Kalau dipersentasikan mungkin rasa ingin tahunya bisa mecapai lebih dari 80% *ups
Kepo saat ini merajalela. Sampai ada yang menyatakan, ‘kalo dulu malu bertanya sesat di jalan. Kalo sekarang nanya dikit dibilang kepo’ .

Jadi, bagaimana sih Islam menanggapi tentang per-kepo-an ini?  Check this out
Kepo secara umum dapat kita bagi menjadi 2; kepo positif dan kepo negative.
Kepo positif adalah rasa keingintahuan dalam hal-hal yang baik, seperti saat menghadiri majelis ilmu. HR. Abu Daud, ‘sesungguhnya obat dari ketidak tahuan adalah bertanya’.
Berangkat dari sini, kita diperbolehkan untuk kepo. Kepo dalam kebaikan, kepo dalam belajar, kepo dalam mencari tahu suatu kebaikan. Bahkan rasulullah SAW. Pernah bertanya kepada Bilal bin Rabbah. Bagaimana terompah (sandal/sepatu)nya sudah berada di surga sedang ianya masih hidup di bumi? Karena bilal bin Rabbah selalu menjaga wudhunya hingga menjadi amal unggulannya.
Firman Allah dalam QS Al-Ahzab:21 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. Nah, bagaimana kita mengetahui apa-apa saja yang ada pada diri Rasulullah SAW kalau kita ngga ngepoin shiroh nabi? Kita tahu darimana kalau Rasulullah itu pribadi yang baik akhlaknya? Yang cerdas akalnya? Yang kuat fisiknya? Yang baik aqidah dan imannya?
Kedua, kepo negative adalah rasa keingintahuan atas hal-hal yang kurang baik, yang sia-sia, yang tidak berguna, bahkan bisa jadi ujung-ujungnya dosa. Na’udzubillahimindzalik.
Berangkat dari Firman Allah ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus), dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QSAl Hujurat: 12) dan HR Tirmidzi, dimana Rasul pernah berkata “diantara tanda – tanda kebaikan islam nya seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak baik bagi diri nya”
Kepo akan hal-hal yang tidak berguna dan tidak bermanfaat ini bisa menjatuhkan kita pada dosa. Contohnya kalo kita lagi di kampus deh. Ada cewe cowo yang jalan berduaan, pasti ada rasa kekepoan yang muncul; eh mereka pacaran ya? Udah brapa lama ya? Kok ga heboh ya di kampus? Waaah apa mereka diem-diem uda jadian ya? Kok bisa ya? *ceksemuasocmedyangada* wes, mereka kemarin berduaan foto. Mereka nanana blablabla bliblibli blublublu.
GLEK! Selain kepo ternyata kita uda kejebak sama godaan setan yang lain; menggunjing dan suudzon. Ininih yang susah. Kita susah menjaga pikiran kita yang bisa meliar karna hal kecil, yang bisa bikin kita mikir ini-itu. Apalagi kalo ditambah rasa ingin tahu yang mendalam dengan mencari tau ditempat yang salah (read: engga tabayun sama si target atau orang yang tau).
Jadi……. Intinya…….adalah……… Kepo itu boleh, asal? Pada tempatnya. Asal? Pada porsinya. Asal? Ada manfaatnya. Yang penting kita bisa menempatkan kepo kita di dalam kebaikan dan tidak merugikan siapapun. Satu lagi, kalo ada yang ngepoin kita langsung, jangan dibilang kepo ya. Mungkin si dia lagi mau tabayyun. Yaaa daripada dia ngepoin kita sama orang lain kan yaaa :D yang perlu diinget juga, dalam hal perkepoan dan pertabayunan, kita juga ga boleh lepas dari koridor islam loh ya. Tetep menjaga kesopanan dan apabila bertabayun sama lawan jenis juga kudu tetep mesti jaga jarak.
“Jangan mengawasi oranglain, jangan mengintai geraknya, jangan membuka aibnya, jangan menyelidikinya. Sibuklah dengan diri kalian, perbaiki aibmu. Karena kamu akan di tanya Allah tentang dirimu, bukan tentang orang lain.” (Sayyidina Ali Bin Abi Thalib r.a).
Yuk istighfar sama-sama.
astaghfirullahaladzim
astaghfirullahaladzim
astaghfirullahaladzim

Semoga Allah mengampuni kekepoan kita yang lalu-lalu dan semoga gada kekepoan negative lain yang kita perbuat setelah ini. Afwan minkum.

Kamis, 19 November 2015

Galau

Yaks! Kali ini kita ngebahas tentang galau. Eaeaeaea……
Anak muda zaman sekarang coba, bentar-bentar galau, bentar-bentar baper.
(termasuk yang nulis) Bahahaha
SEBENERNYA GALAU ITU APA SIH??


 kalau menurut anak kekinian, galau itu perasaan bimbang-bimbang ragu, gatau harus ngapain, gatau pilih yang mana, bingung pilih yang mana. Yaaaa seputaran itu deh.
Galau itu sendiri kalau diolah dan ditempatkan dengan benar ga melulu membawa dampak negative. Contoh galau positif ituuuu ya kaya gambar di atas. Ehehe galau kalau tahajjudnya bablas, galau kalau dhuhanya lewat, galau kalo alma’tsuratnya lepas. Bah!
Yang kudu ditinggalin itu kalo galau di phpin, galau ga di acc, galau bbm ga di read, galau dimodusin, galau belom nonton film terbaru, drama terbaru, mv terbaru, galau belom nyobain game baru. Nahnahnah, inini yang kudu dikurangain bahkan kalo bisa diilangin. Karena sebenernya hal-hal yang sifatnya menjauhkan diri kita dari Allah, hal-hal yang jauh dari kata ibadah, itu yang bisa bikin kita galau.

Galau juga sering dibilang zona abu-abu. Weeeeh padahal gada yang abu-abu, udah jelas mana yang haq mana yang batil. Mana yang bisa bikin masuk surga mana yang bisa bikin masuk neraka.



Jadi GIMANA CARANYA BIAR GA GALAU?

 “Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan Sabar dan Sholat dan sesungguhnya Sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk
(QS.Al Baqarah:45)
Dalam surat cintaNya yang lain juga disampaikan,
“orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS – ArRa’d 28)
Rasulullah SAW juga berpesan,
Bersemangatlah untuk mendapatkan apa yang manfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika kalian mengalami kegagalan, jangan ucapkan, ‘Andai tadi saya melakukan cara ini, harusnya akan terjadi ini…dst.’ Namun ucapkanlah, ‘Ini taqdir Allah, dan apa saja yang dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena berandai-andai membuka peluang setan. (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, Ibn Hibban 5721, dan yang lainnya).
Yang paling penting, jangan cari temen yang galau apalagi buat komunitas galauers. Huehehehe
Belom lagi kalo udah galau, muter MP3 paling galau, ngurung diri di kamar, garuk-garuk tembok. Halah

Jadi, biar ga galau kita harus:
MENDEKAT KEPADA ALLAH.
MENJAGA SHALAT
MEMBACA ALQURAN
Dan PERBANYAK ISTIGHFAR plus DZIKIR

insyaAllah ga bakal galau lagi deh ehehe

afwan minkum. tulisan kali ini juga dibuat untuk namparin yang nulis tulisan ini :'

Selasa, 09 Juni 2015

#9 dibalik tilawah

Mueeeeh
Judul tulisan kali ini terkesan 'radikal'. Seremserem bahagia. Eh
Yaks, ada apa dengan tilawah?
Sebelumnya, tilawah itu apa sih?
...
Yuhuuu
Tilawah itu mengaji alQuran, membaca AlQuran.
Alquran itu satu paketan bahagia deh.
Kenapa?
Sehari ga tilawah itu rasanya hampa.
jiwajiwa nestapa dalam raga tak berdaya.
Halah.


kalau diliat sekilas, tilawah bukan hal yang wajib. Tapi udah kaya kebutuhan. Ya karna alesan di atas tadi.
Masalahnya............
Tilawah berpengaruh besar sama akhlak.
Hayoloh.
Gatau sih gimana jelasin secara ilmiahnya, tapi faktanya udah dirasain sendiri. ups
Iya beneran.
Gegara lagi males tilawah, akhlaknya jadi berantakan. jadi makin ngeselin dan ngebetein. Bahahahah
Maafin adek ya temantemans :3

Kalau mau sosoan tau, mungkin gini deh...
Tilawah, membuat kita mengingat Allah
Tilawah, membuat jiwa menjadi tenang
Ga tilawah?? Ga inget Allah dan jadi gelisah.
Naaaaahhh. Ini deh yang ngebuat akhlak jadi ga bener, sepertinya.....
Ga tilawah bukan berarti benerbener lepas dari AlQuran, yaaaa.
Ga tilawah yg dimasudin di sini, tetep ngaji tapi ya ngaji aja. ga diresapi, gapake feel, ah, ga berasa dampak tilawahnya deh.

Yaaaa seperti biasa, belum tau kemana tulisan ini kan beralamat.
Intinyaaaaaa, kalau mau akhlaknya baik (jadi anak manis baik hati dan ga ngeselin) banyakin tilawah deh, jangan ketinggalan juga jiwanya buat ikutan tilawah.
Afwan minkum, wassalaamu'alaikum warahmatullaaah 😄😄😄

Kamis, 04 Juni 2015

#4 beneran random

#4 #NulisRandom2015
     yaks, kali ini benerbener random. Gatau mau nulis apaan. Cuma hari ini habis liqoan bareng temen kampus di mesjid kampus juga. Materi kali ini isinya tentang akhlak.
     Akhlak ituuuu apapun yg terjadi, terucap, ataupun terlaksana tanpa dipikirin sebelumnya. Bisa dibilang sesuatu yg refleks. Ga pake mikir.
     Dalam akhlak sendiri, ada yg baik dan ada yg buruk. Misalnya nih, tiap jumpa orang tanpa sadar biasanya ngapain? Senyum? Sapa? Salam? Apa songong? Sengak? Sombong? Muehehehe 
     Akhlak ini bisa dibilang cerminan iman kita. Karnaaaaa imanlah yg menggerakkan kita. semakin baik iman kita, semakin baik pula akhlak kita. Akhlak apapun, pada siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Namanya juga akhlak. Hahak
     Akhlak ini ternyata ga cuma sama manusia doang. Ada sama Allah, Rasul, sama makhluk Allah, manusia, suami, dan guru kita. Jadi pada siapapun kita harus punya akhlak. Terlebih sesama manusia. Siapapun deh, guru, temen, orangtua, adik, bahkan sama orang-orang yg kita temuin di jalan. Kita kudu punya akhlak.


    Yops, intinyaaaaaa. Kita harus menjaga akhlak kita untuk tetap baik. sok baik gapapa deh daripada sok jahat. Caranya? Perbaiki dulu iman kita, insyaAllah kalau yg di input itu sesuatu yang baik, outpunnya juga berupa kebaikan. Termasuk saya sendiri yang kadang 
...... begitudeh. Muehehehe
Afwan minkum, wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh 😉

Selasa, 02 Juni 2015

Waktu? Makhluk apa ini?


Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. (QS Al Ashr)

Yaks! Seperti judul di atas. Waktu? Makhluk apa ini.
Aku yakin dan percaya, tak ada seorangpun yang mampu menggambarkan apa itu waktu. Kenapa keberadannya sangat menentukan? Mari kita ulik bersama.

     Semua dari kita mendapat jatah waktu yang sama dari Sang Cipta, bertotal 24 jam. Tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang. Baik si kaya maupun si miskin. Si rajin maupun si malas. Siapapun. Semuanya secara adil mendapatkan jatah 24 jam. Lalu, kenapa ada yang merasa waktunya kurang? Di sisi lain ada yang berfoya-foya atas waktu yang dianggapnya berlebih tadi. Ini soal koordinasi, pengaturan, dan pemanfaatan. Kalam illahi di atas sudah sangat jelas. Merugilah kita, kita yang tak beriman dan tak mengerjakan amal soleh juga mengingatkan atas kebaikan dan kesabaran. Merugilah kita yang tidak bisa memanfaatkan waktu yang kita miliki.
     Sudah pernah denger kan, ya? Orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Orang yang rugi adalah orang yang hari ininya sama dengan hari kemarin. Dan celakalah, mereka yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Na’udzubillaah.
     Memang sih, udah kodratnya bahwa iman itu selalu mengalami fluktuasi. Tapi disinilah akal kita harus bekerja aktif. Jangan sampai kita merugi apalagi celaka atas yang kita lakukan hari ini. Kalaupun terpaksa, baiklah kita merugi daripada celaka. Tapi tetep aja kalau untung itu yang paling nyenengin, ngebahagiain, titik.
     Dari 24 jam yang kita miliki tadi, kita harus bisa sebegimana mungkin untuk tetap adil. Bagilah waktu yang kita miliki sesuai porsinya, kebutuhannya, keperluannya. Jangan biarkan waktumu tebuang sia-sia walau sedetik. Karna apa? Karna tidak ada tabungan waktu luang yang berbunga iphone6. Yang ada ia akan mengganggu hidupmu. Terus mengejarmu bahkan sampai di alam mimpi.
     Aku tak ingin mengajari cara membagi waktu itu. Tak ingin membagikan tips memporsikan waktu yang baik. Karna  ini juga masih dalam proses menuju ke situ. Yang kali ini hanya ingin membahas, siapa sih waktu? Kadang manusia termasuk aku suka lalai akan waktu. Sekan-akan aku akan diberi waktu tambahan untuk bertaubat. Kadang juga suka mengisi waktu dengan hal yang tidak bermanfaat dengan alibi kebahagiaan. Lagi-lagi waktu ini menjadi masalah yang krusial dan belum bisa dipecahkan.
     Sebenernya aku juga tidak tau apa itu waktu, siapa dia, bagaimana silsilah keluarganya. Maklum, ia tak bisa kutanya dengan gamblang. Aku hanya tau bahwa dia ikut hidup bersamaku. Ia perlahan berkurang seiring bertambahnya kegiatan yang aku lakukan selagi aku bernapas. Ia paling setia menemani kala apapun dimanapun dan bagaimanapun kondisinya. Ia akan bena-benar pergi saat aku dipanggil sang pencipta nanti.
     Sesekali kita khilaf. Mengutuk waktu yang terus berlari maju sedangkan kita masih diam di tempat. Mengkambing hitamkan waktu saat hal yang tak diinginkan terjadi. Dan sedikit sekali yang mensyukuri waktu itu saat kebahagiaan itu hadir. Kalaukan saja waktu itu dapat bicara, mungkin ia telah berkata sejak lama, “salahin adek, bang. Salahin aja adek terus. Adek selalu salah”. Ahahahaha
     Beginilah esensi waktu. Tiap detiknya bagai butiran berlian yang terkikis oleh deruan ombak. Masih saja kita menganggap waktu ini hanya selentingan. Padahal hidup abadi nanti akan bicara dengan waktu. Apa yang telah aku lakukan dengan waktuku yang singkat ini. Sudahkah aku bekerjasama dengannya untuk keabadianku nanti? Atau aku membiarkan waktu berjalan sendirian sedangkan kami hidup bersamaan.
     Lagi, tak ada seorangpun yang ingin rugi, termasuk aku. Sesekali aku berfikir dan berusaha. Apa yang bisa aku lakukan agar waktu itu menjadi sebuah keuntungan. Keuntungan yang double bonus, dunia dan akhirat. Tapi pada kenyataannya? Aku lebih sering rugi ketimbang untung. Kalau ini sebuah perusahaan yang lagi ngisi kajian SWOT, mungkin perusahaan ini sudah tak layak lagi. Untunglah, Sang Pemilik Maha Penyayang dan selalu memberi kesempatan agar aku tidak terus menerus merugi.
     Lalu, pertanyaan awal tadi belum terjawab. Hahaha maafin deh yaa. Sebenernya aku juga gatau apa jawabannya :” tapi kalau menurutku, waktu itu adalah makhluk invisible yang sering terabaikan tapi tak pernah mengabaikan. Dia yang terlupakan tapi tak pernah melupakan. Dia yang sering disalahkan tanpa pernah menyalahkan. Dia hanya diam dan terus berjalan hingga Pemilik memerintahkannya untuk pergi meninggalkan kita sendirian. Bertemanlah dengannya dan sayangilah Ia. 
     Waktumu adalah hidupmu. Gunakan ia sebaik-baik yang bisa dilakukan. Jangan biarkan sedetikpun terbuang tanpa kau tau apa manfaatnya. Jangan jadi yang merugi apalagi celaka. Balik modal aja ga cukup buat tabungan akhirat. Jangan sampai punya hutang pada Pemilik saat kita sudah diberhentikan. Mau minta apalagi? Tambahan waktu? Atau menyalahkan waktu? Makan eskrim aja deh biar bahagia. Eh itupun kalau masih punya waktu.



#day2
#NULISRANDOM2015

Senin, 01 Juni 2015

aku, cinta, dan dakwah.


Ada apa dengan aku?
Ada apa dengan cinta?
Ada apa dengan dakwah?
Ada apa dengan kami bertiga?

Hari ini apalagi hari yang telah terjadi, masih ada jarak yang memisahkan kami bertiga. Kami yang tak saling berkenalan apalagi bertegur sapa. Walaupun kami selalu berjumpa lewat apa-apa yang kadang kami berpura untuk tidak mengetahuinya. Kami yang seakan bermusuhan padahal bersaudara. Jangan tanyakan kenapa, aku juga tidak tahu pasti jawabannya.
Saat ini, aku mulai berkenalan dengan mereka berdua. Perkenalan alay ala abege-abege kebanyakan. Kesininya, kami mulai mencoba untuk mengeti satu sama lain. Mencoba membuat ukhuwah antara aku, cinta, dan dakwah. Seperti hakikatnya ukhuwah, butuh perjuangan, pengorbanan, pengertian, keikhlasan, dan segala macam jenis lainnya. 
Kami memulai persaudaraan ini dengan perlahan, hari per hari, hingga tumbuh ‘ukhuwah’ itu. Sampai di satu saat aku mulai dekat dengan dakwah. Dakwah yang tiap hari merasuki aku lewat kelembutannya, lewat kemuliaannya. Tak jarang aku mulai jenuh untuk terus bersama dakwah. Bosan itu mulai menggelayuti aku yang berusaha menjauh dari dakwah. Tapi hatiku terhenti saat aku menemukan janji dakwah yang dikirimkan oleh Penguasa dalam Surat Ibrahim ayat ke 6. Liriknya begitu mendebarkan jantung yang sudah lama tak berdetak. Janjinya pasti dan tak mungkin di ingkari. Letih dan jenuh itu mendadak sirna. Aku semakin ingin terus bersama dakwah, kapanpun-dimanapun.
Jantungku berdetak semakin cepat melebihi efek kafein (read: disko) setiap harinya. Kali ini cinta mulai muncul. Ia hadir setiap waktu dan membuat aku semakin menggila. Aku kini seperti pecandu, pecandu cinta dan dakwah. Candunya bisa-bisa membunuh aku yang tak tau berapa kadar dosis yang harus kutelan tiap harinya. Aku bahkan tidak bisa lepas dari cinta, tidak bisa lupa memikirkan dakwah. Walaupun sesekali aku berfikir tentang aku yang tidak ada apa-apanya dibanding mereka.
Jiwaku kini penuh, fikir dan hatikupun terisi oleh cinta dan dakwah yang rasanya telah mengalir bersama dalam aliran darah. Darah-darah yang haus dan selalu merindukan cinta dan dakwah untuk terus mengalir bersamanya. Melengkapi darah agar dapat aku gunakan untuk memenuhi kebutuhanku.
Sesekali aku jenuh. Cinta ini terlalu menggerogoti aku yang tidak kokoh. Ukhuwah ini mulai tercemar. Aku tanpa sadar merusak ukhuwah yang telah aku bangun bersama mereka hanya karna futur yang tak henti-hentinya membisiki aku tentang kebahagian semu yang begitu menggoda (dan aku berhasil tergoda). Aku mulai melupakan Penguasa yang sejatinya selalu mengawasi aku lewat pengawalnya yang tak pernah pergi meninggalkan aku sendirian. Tak peduli aku sendiri, berdua, bertiga, berempat, bersekian. Tak peduli aku tertawa, tersenyum, menangis, mengumpat, menghujat, bahkan melupakan bahwa ada pengawal di sampingku.
Ukhuwah ini mulai terasa berat. Meskipun para penasehat tak henti-hentinnya menamparku jika aku mulai letih bersama cinta dan dakwah. Aku mulai lupa akan surat penguasa yang kemarin menggetarkan jantungku. Aku lupa semua kisah bersama dakwah dan cinta yang mampu membuat aku tersenyum kala air mata mulai jatuh. Aku yang mendadak lupa akan perjalanan ukhuwah yang dengan perlahan aku coba bentuk. Bahkan, aku tergoda oleh futur yang baru saja muncul untuk menghancurkan ukhuwah yang terjalin ini. Ah, aku rapuh sekali.
Bodohnya, aku hampir lupa bahwa pengawal-pengawal ini terus mengawasi gerak-gerikku, tak luput sedetikpun utuk dilaporan pada Penguasa nanti. Aku lupa akan surat-surat penguasa yang biasanya menjadi peneduh, penenang, dan pedoman dalam aku menjalani hidup ini. Ia mulai memanggilku, mengajak aku untuk berpelukan dengan kasih penguasa. Aku bersyukur, sang Penguasa masih mau menerimaku. Masih mau merangkul aku yang sesekai khilaf melupakanNya.
Lagi-lagi, surat cinta penguasa ini mampu meracuniku, membius aku untuk terus bertahan dalam ukhuwah yang indah ini. Aku masih ingat janjiNya, jika aku melancarkan  visi misinya, maka Ia akan membantuku. Dan lagi, aku terbunuh oleh ukhuwah atas cinta dan dakwah. 


Dari aku.
Aku yang semakin rindu untuk terus berpegangan.
Merangkul dan berjalan bersama cinta dan dakwah.

Selasa, 03 Maret 2015

beauty ukhuwah


let's talk about 'love'
let's talk abou you
let's talk about me
let's talk about us
let's talk about ukhuwah

apasih ukhuwah ituuuu?? 
ukhuwah ituuuu lingkaran cinta, lingkaran surga, lingkaran kebahagiaan, dan lingkaran kesempurnaan.
kenapa? 
karna dalam ukhuwah semuanya ada.
rasa sedih, rasa senang, rasa canda, rasa bahagia, rasa kecewa, rasa amarah, rasa sayang, rasa melindungi, rasa perhatian, rasa peduli, dan bahkan rasa kesalpun ada.
all variant ada di dalam pilihan menu ukhuwah. kenapa dikatain lingkaran surga? karna ukhuwah sejatinya itu akan selalu membawa kita untuk lebih mendekatkan diri dan lebih mencintai Illahi Robbi.
kolaborasi semuanya bakalan jadi susunan kebahagiaan yang ga bisa dibayangin indahnya.

ukhuwah atau yg kita sering dengar persaudaraan, tidak berhenti dibatas aliran darah. ukhuwah dapat terjalin kapan, dimana, dan oleh siapapun juga.
dari temen rumah, bisa.
dari temen sekolah, bisa.
dari temen kuliah, bisa.
dari temen ngegame, bisa.
dari temen chatting, bisa.
dari temen curhat, bisa.
dari temen mentoring? ini lebih bisa!


kalau 'saudara' kebanyakan, udah pasti keluarga. nah, sebenernya kan umat yg ada di bumi ini bersaudara. toh, kita sama-sama anak cucu adam dan hawa, terlebih untuk saudara seiman seagama. jadinya kita sudah terikat dalam ukhuwah, bukan?

kaya yg udah dibilang sebelumnya, ukhuwah itu penuh cita rasa. caranya tinggal gimana kita nyampurin semua rasa-rasa tersebut supaya kalo diminum rasanya enak.

mungkin selama menikmati ukhuwah ini, kita masih sering ngerasain rasa-rasa yang dominan. nah, sekarang kita harus mulai berpikir apa aja yg perlu kita tambah dan kita kurang dalem campurannya supaya balance. contoh simplenya, kurangi rasa sedih dan tingkatin rasa bahagia. mudah bukan?

dalam ukhuwah ini, kita bakal mempelajari banyak hal. dari mulai ta'arufan, kita udah mempelajari caranya berkomunikasi. kemudian, mulai mengetahui kebiasaannya, kesukaannya, kelebihan dan kekurangannya, mulai saling memahami, dan mulai saling peduli. ketika kepedulian itu muncul, saat itulah kita mulai merasakan indahnya ukhuwah.

kalau di kalkulasiin, mungkin kita udah kenal sama lebih dari seribu orang. itung aja temen dari tk sampe tamat kuliah entar. ditambah tementemen yg kerekrut dari tempat lain. banyak banget bukan? tapi coba deh itung, yg deket nyampe ga lima ratus orang.
laluuuuuuu, dari sekian teman deket kita itu, coba itung lagi berapa banyak yg membawamu untuk dekat dengan penciptaMu? kalau lebih dari seratus, alhamdulillah. hidupmu pasti bahagia. mehehe 

diketikan kali ini, lebih pengen bercerita tentang nikmatnya ukhuwah. dari hal sepele, sampe hal besar yang ga kita duga-duga.
misalnya, kalo lagi kuliah tibatiba ada kuis mendadak dan kita lupa bawa pena. bayangin! seandainya di dalem ruangan itu isinya orang yg ga kita kenal atau orang-orang yg kita musuhi. udah pasti dong kita ga bakal ikutan kuis. mau minjem sama siapa coba? nah, kalau kita udah ta'arufan dan ga punya catetan rekor sebagai musuh, udah pasti bakalan ada yang minjemin kita pena.
contoh lainnya yang sering kejadian. saat sakit. ga banyak mereka yg sadar kalo kita lagi sakit itu, kita bakal bisa nemuin mana yang bener temen kita dan kita bakalan bisa ngerasain nikmatnya ukhuwah.
kalo lagi sakit nih kan pasti ada yg jengukin kita. mungkin ga banyak yg tau, 'kebahagiaan' yang muncul saat kita dijenguk temen kita secara ga langsung bakalan blablabla yg nantinya bisa ngebuat kita sehat lagi. 
banyak yg bilang, "sakit lo ga bakal berasa kalo lagi bareng temen. entar, pas udah pulang baru sakit lagi". mehehehe
contoh lainnya yg kayanya sering kejadian itu misalnya soal makan dan pendanaan.
nah iniiii hahahah
pernah kan, lagi ga punya uaaang, lalu lapeeer. dan tanpa minta pasti ada aja temen yg nawarin makan. 
ini juga salah satu nikmat ukhuwah, loh kekeke

NOW. Check This Video Out, guys!






ini yg tadi dimaksud nikmatnya luar biasa. nikmatnya dunia akhirat.
subhanallaaah :""

masih inget kan yaa, yg ada sebuah hadis tentang penjual minyak wangi dan pengrajin besi.

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

ukhuwah itu indah banget.
kalo lagi lupa ada yg ngingetin.
kalo lagi males ada yg nyemangatin.
kalo lagi butuh ada yg bantuin.
kalo lagi bosen ada yg nemenin.
kalo lagi galau ada yg ngiburin.
kalo lagi salah ada yg ngebenerin.
kalo lagi khilaf ada yg nyadarin.
kalo lagi futur ada yg ngedoain.
dan masih banyak contoh yg lain. 

dari blablabla ini.....
intinya kita kudu punya ikatan ukhuwah yg kalo bisa dunia akhirat.
biar nanti di akhirat, misalnya kita ga masuk surga dan ada temen kita yg di surga bisa manggilin kita buat ikutan bareng di surga :"
dan kalopun kita yg masuk surga, kita juga ga lupa buat manggil tementemen kita biar bisa bareng lagi sama kita. indah bukan?

dari sekarang hayuk perbanyak dan pertebal ukhuwah kita, supaya kita bisa saling tolong menolong baik di dunia maupun di akhirat.
wallaahualambissawab.

Minggu, 22 Februari 2015

Indah

malam ini terlalu kelabu.
dinginnya menembus tulang berbalut kulit yang tak jua mampu melawan asa.
heningnya mengoyak tajam pikiran yang jauh melayang tentang angan.

angin kini kembali berhembus.
menyapu kegundahan yang semakin lama kian mencekam.
datangnya menyibak keterpurukan dari puing-puing kehidupan.

langit cerah penuh berbintang.
menyinari kegelapan dalam keheningan kehampaan yang suram.
mengisi kekosongan ruang yang berisi tak berarti dan hampir mati.

bulanpun bersinar manja.
senyumnya mengusik tangis yang pecah membisu penuh haru.
utuhnya menghiasi duka yang terbuka nyata penuh tanda tanya.

embun kini mulai mencair.
aromanya runtuhkan logika liar yang bersemayam dalam pikiran.
sejuknya cairkan bara curiga yang terbakar dan terus melebar.

matahari mulai bersinar terang.
cahayanya hangatkan hati yang lelah dan hampir berhenti.
memenuhi raga-raga durja yang belum mengerti arti dunia.

sebut saja ini INDAH

Kamis, 27 November 2014

menuntut ilmu

Menuntut ilmu
Ilmu sendiri artinya memahami atau mengetahui. Ilmu disini tidak terbatas sama ilmu yang berbau akhirat aja. Sebenernya, ilmu dunia dan akirat itu merupakan satu kesatuan yang harusnya tidak terpisahkan. Selagi beriringan dalam kebaikan di jalan Allah. Maka ada baiknya untuk kita pelajari.
Menuntut ilmu itu emangnya wajib, yaaa?
Yaps! Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”.
Lalu.... Penting ga sih menuntut ilmu itu??? Penting, dong!
Menuntut ilmu itu merupakan salah satu alat buat kita mendekatkan diri kepada Allah.
Gimana mau deket dengan Allah kalo kita gatau ilmunya?
Allah menjunjung sekali orang-orang yang berilmu. Gamau apa dipuji sama Allah?
Dipuji dosen aja senengnya bukan main. Apalagi dipuji sama Allah? Bayangin deh.
Di dalem Al-Qur’an surat Al-Mujaadilah ayat 11 Allah berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Subhanallah!
Orang yang berilmu juga bakal dimudahin jalannya ke surga oleh Allah dan bakal selalu didoain sama para malaikat. Bahkan subhanallahnya lagi, tidurnya orang berilmu itu lebih ditakuti daripada shalatnya orang bodoh.
Istimewa banget kan orang-orang yang berilmu?
Yuk dari sekarang perbanyak lagi ilmu kita.
Supaya kita bisa bareng-bareng didoain sama para malaikat buat ngumpul di surganya Allah. Aamiiin ya Rabbal’alamin.

Senin, 10 November 2014

#20factsaboutme

Nyahahaha kemarin dikasih yaaa sejenis tantangan gitu sama si boosss, disuruh buat #20factsaboutme yang sebernya udah  mainstream. wkekekeke
1. Saya dilahirin tanggal 16 April 1995 di Tanjungpinang tercinta, tepatnya di rumah sendiri.
2. Alhamdulillaah, saya bangga dilahirkan sebagai seorang muslim berkebangsaan Indonesia yang didalemnya ada campuran darah jawa tengah timur tambah tanah kelahiran, melayu.
3. Dari 3 bersaudara, saya lahir sebagai anak pertama dengan seorang adik laki-laki bernama M.Fachrur Rodzi yg biasa dipanggil Bayu dan adik perempuan bernama Nur Risqi Amalia. Sampe sekarang masih pengen punya kakak walau ga mungkin ._.
4. Saya suka nyoret-nyoret gajelas, dengerin lagu, baca apa aja, nulis/ngetik, dan suka belajar apalagi kalo lagi bosen.
5. Saya juga bisa dikatakan blogwalker gitu deh. baca artikel-artikel yg saya rasa menarik. kadang-kadang juga jadi stalker kalo lagi butuh dan bosen.
6. Semenjak tau kalo bakal dikuliahin di kelautan langsung jatuh cinta sama rumput laut. apalagi setelah ngejalaninya. Ah, I love Our Lovely Seaweed! {}
7.Bersyukur sekali punya temen-temen cantik luar dalem. Dari para angels, flatters, putris, sampe seaweeders. Punya kakak-kakak super dari para mentor sampe kakak senior. aah, loveyagurlss nyahahaha
8. Dari hasil baca sana sini dan ikut test-test online, saya sih tergolong sosok introvert yang sepertinya juga masuk melankolis sempurna. muehehe
9. Seorang pecinta dan penikmat alam. Sampe-sampe kalo ngedrop kudu jumpa alam dulu. Jadi suka kesel sama yg buang sampah sembarangan ._.
10. Penyuka tantangan dan biasanya ga bisa ditantang.
11. Menurut kebanyakan sih saya katanya pemales tapi bisa jadi workaholic, pecinta kenangan, Over thinking, bisa dibilang masih manja tapi bisa mengkondisikan buat jadi dewasa, ngambekan, klimis, terlalu baik dan penyabar :3 muahahaha
12. Sering dikatain cuek dan slengekan. Padahal perhatian dalam diam wkwkwk
13. Rada susah beradaptasi dan ga suka sama keramaian yang ga jelas. Mendingan sunyi yang berkualitas.
14. Pengen bisa keliling Indonesia. Apalagi ke Lombok. Sekalian pengen ke Papua, jumpa sama suku Anggi. hohoho
15. Sekedar suka sama mickey mouse dan ga seberapa suka sama kucing -_- Semoganya bisa ke Disney Land dan ke Disney Sea.
16. Alon-alon asal kelakon yo rapopo, to? ;)
17. Ga pernah milih kalo soal makan. Asal bukan pete jengkol sama yang pedes dan pahit bakalan dimakan.
18. Semua akun sosial media pake nama sendiri, bukan pamer sih biar gampang dijumpain aja. Persiapan jadi orang sukses sekalian. (aamiiin ya Allaah)
19. Pemimpi yang ingin merealisasikan mimpinya ( punya taman rumput laut full, jadi penulis, jadi guru, punya perpustakaan mini, sekolah alam, dan lain sebagainya :3). Sama kalo bisa request pengennya bisa ninggal pas lagi mentoring.
20. Masih terus dalam proses menuju akhwat sholehah yang juga S.Pi wanna be, kkkkk

loveyaa!

Selasa, 29 April 2014

cinta

weeeesss, serem sendiri sebenernya pas ngetik judul tulisan kali ini.
gatau kenapa, tema ini adalah tema yang paling sakral, paling angker, paling serem, dan yang paling-palinglaaah.
antara takut, malu, atau apa gitu deh. ga bisa dideskripsiin dengan katakata. hohoho
theeen, kali ini bakal diisi dengan materi mentoring (lagi).
ini materi awal-awal mentoring.
"Mencintai yang Dicintai oleh yang Tercinta sebagian dari mencintai yang Tercinta"
yuk barengbareng mikir.
apaan yg terlintas pertama kali pas baca kalimat diatas?
***
***
***
***
pasti beragam deh yg kita pikirin kehehehe
lalu sebenernya apasih makna yg terkandung dalem kalimat itu?
jawabannya adalah........
mencintai Rasulullah yang dicintai oleh Allah sebagian dari mencintai Allah.
subhanallah banget, kan..
dengan kita mencintai Rasulullah aja kita udah termasuk dalam kategori mencintai Allah.
terus gimana sih cara kita mencintai nabi Muhammad?
apa kita udah mencintai beliau?
sebenernya itu pertanyaan simple yang mendalam.
cara kita mencintai Nabi Muhammad itu mudah kok.
cukup menjalankan sunnahnya, mengetahui riwayat hidupnya, dan yaaa bershalawat kepadanya.
sama deh kalo kaya kita ngefans. dari yang kecil sampe yang gede pasti kita tau.
seeeeemua tentang idola kita, kita pasti tau.
nah, gitu juga dengan kita mencintai Rasulullah.
semestinya, kita tau tentang beliau.
kita selalu mendoakannya. 
lalu satu hal yang seharusnya ngebuat kita mencintai Rasulullah.
Beliau sangat mencintai kita.
buktinya, sebelum meninggal aja beliau malah mikirin kita. subhanallah banget.
beliau sangat mencintai kita sebagai umatnya.
bahkan nanti, di padang mahsyar beliau bakal ngasih syafaat ke kita (umatnya).
syaratnya itu mudah, kok.
ga perlu beli tiket konser yang mahal.
cukup bershalawat saat mendengar, membaca, atau kapanpun kita mengingat beliau.
insyaAllah beliau bakalan ngebantu kita nanti.
coba deh, beliau yang ga kenal kita aja mikirin kita sebelum beliau wafat.
seharusnya kita bisa menimbulkan kecintaan dari diri kita kepada Rasulullah.
insyaAllaah, Allah bakal mencintai kita juga.
bahkan, sebelum kita mencintai Allah, Allah sudah mencintai kita.
tapi cinta dari Allah, kita ga bakalan bisa ngerasain apa yang kita rasain sekarang.
Cintanya Allah itu begitu besar.
subhanallaahu wal hamdulillaah.
semoga mulai hari ini kita mulai bisa meningkatkan level kecintaan kita kepada Allah dan RasulNya.

Minggu, 09 Maret 2014

ngetik? kenapa engga?

yepayepi syalala syilili
dari judulnya aja udah ketahuan, pasti ini postingan bergaris merahkan tentang ngetik/nulis. yaa apapun sebutannya deh.
sebenernya, tentang ngetik ini udah dari kemarin dibahas dibeberapa post sebelumnya.
barangkali kali ini lebih bersifat mengajak. kalo ga terajak(?)? lain kesempatan harus terajak(?) :3
oke, cuma becanda. tapi kalo bisa sih yaaa diseriusin. kepaksa dikit juga gapapa. ikhlas lebih luar biasa :D
nah, mari kita mulai dari baris setelah baris ini.
yap, baris yang ini.
ininih, "kenapa kita harus menulis?"
karna dari menulis kita dapat membagi apa yang kita tahu meski sedikit.
selain itu juga ngebantu kita nginget apapun yang pernah kita tahu.
juga mengembangkan pola pikir, daya ingat, kreatifitas, dan kecepetan ngetik 10 jari :D
yang paling penting, insyaAllah tulisan kita bisa kita jadiin amal kalo dia memang bermanfaat buat ummat.
walaupun kadang-kadang tulisan kita agak ga bermutu, tapi yakin aja kalo ada point tersiratnya.
ngetik juga ngebantu kita ngilangin bosen atau ngisi waktu luang pas lagi ga ada kerjaan.
mau curhat boleh, saran boleh,protes boleh,apapun boleh deh. selagi dia ga ngelanggar apa yang udah diatur.
saya sendiri sih suka nulis/ngetik ini gegara pernah beritacita buat punya buku sendiri.
karna itu masih butuh waktu yang panjang, saya berfikir, 'kenapa ngga mulai dari ngetik yang singkat?".
nah, ini deh hasilnya. ngetik apa aja yang lagi ngelintas di kepala.
sekaligus latihan buat nulis buku nantinya kehehehe
selain itu juga karna pengen punya sesuatu yang bermanfaat dikiiiiit aja buat orang lain. walaupun itu cuma satu orang.
ya, kayanya hal-hal tadi yang ngedorong buat ngetik.
lalu, kenapa harus dengan ngetik?
sebenernya ngga harus dari ketikan, dari apapun yang kita mau kta juga bisa.
barangkali dengan tulisan itu kita lebih mudah mengungkapkan sesuatu yang sulit kita utarakan.
yaaa walaupun ga semua hal bisa kita jelaskan lewat tulisan.
tapi ini salah satu cara yang bisa kita gunain.
lalu, kenapa harus takut buat ngetik?
mungkin sebenernya bukan takut, tapi apa ya? semacam males? ga hobby? atau apapun itu deh.
kadang-kadang kita kurang percaya diri buat nunjukin apa yang kita ketik.
bukan karna malu, mungkin ngerasa belum pantes kalo tulisan kita dibaca sama orang lain kali, ya?
saya sendiri sih awalnya juga ngerasa gitu.
tapi ya balik lagi, kita harus nemuin satu hal yang bisa motivasiin diri kita buat menulis itu sendiri.
insyaAllah sih kita bakalan ada niat untuk terus nulis.
tapi ini juga bukan paksaan, sih. menulis itu ya kudu kemauan sendiri.
supaya ketikan kita itu ada 'nyawanya' dan kita sendiri juga ga bosen buat terus mengetik.
jadi....... mara tanya ke diri kita sendiri kita sendiri, "ngetik? kenapa engga?"
semoga bermanfaat. afwan minkum.
syukran jazakillaaaaah :3

Senin, 24 Februari 2014

ini tulisan yg diketik ulang

nyoh, ini tulisan benerbener ditulis pas lagi di bank. ceritanya lagi nungguin ka nunung.
gatau si itu kakaknya ngapain :D
nah, tadi itukan sebelum ke bank dari pelantar, mau ngampus ngurus krs yg ngeselin ini sambil minjem alat lab.
pas di sana, yaaa biasa deh rame. iya, rame. rame orang, rame kendaraan, rame sampah juga deh.
lalu gegara bosen dan belom sarapan, nyari deh tuh sejenis supermarket di daerah pelantar.
beli susu doang, sih. itu aja bisa buat kenyang kohoho
lalu, sambil ngabisin itu susu, berdiri deh deket pinggir laut yg ada becaknya,
dan subhanallaah, itu laut udah kaya TPA.
eits, bukan taman pendidikan Alquran, yaaa.
tapi tempat pembuangan akhir.
grrrrrr sampahnya rame bener.
itu laut nyampe ga keliatan lagi dasarnya apaan (pas waktu itu surut).
dan tararaaaaaaaaaaaaa
tibatiba denger suara sesuatu yg jatoh dari itu ruko tingkat.
pas ngeliat kebelakang? jleb, itu suara beneran dari jendela ruko itu.
miris, sih. mereka tinggal di situ, tapi mereka juga ngotoring itu laut.
ngga tau apa dampaknya begimana?
ngga mungkin deh mereka ga tau dampaknya.
kalo itu ngeliat muka orangnya, pasti pengen ngelempar itu orang.
mukanya itu ga ada ngerasa bersalah sama sekali, gatau deh ga bisa mikir lagi.
pas kelar minum susu, itu sampah seperti biasa nih dimasukin ke dalem tas.
lalu apa yg terjadi?
bapak-bapak yg ada di sana malah ngeliatin.
jangan-jangan aku dianggep aneh garagara nyimpen sampah ke dalem tas --"
yaaa, setidaknya ini ga ngebantu nambahin pencemaran yg ada di sana, deh.
di sana itu, isinya mulai dari sampah botol, plastik, sampe botol kaca --'
tau deh itu kapan terurainya,
belum lagi kalo itu tiap hari ditambah,
grrrrrrr
gatau ah, ga bisa bilang apa-apa.
kalo untuk ngebuang sampah, emang kudu dimulai dari diri sendiri, sih.
sampah permen yg kecil itu aja keurainya lama, gimana sampah snack? bertahun, mbak/mas.
yep, intinya harus ada kesadaran dan kepedulian dari tiap individu, sih.
toh kebersihan sebagian dari iman dan ngebantu merefresh pemandangan mata kita.
ah, banyak banget fungsinya.
pokoknya dia berfungsi :D
kahahahahaha
semoga ada yg bisa dambil dari tulisan singkat ini.
mulailah membuang sampah pada tempatnya! ;;)
afwan minkum, syukran jazakallaahu khairan katsiraan :3

Kamis, 20 Februari 2014

menulis-mengetik

syalalala kayanya belakangan ini lagi gencer-gencernya 'ayo menulis' deh, yaa.. dari yang mulai aktivis dakwah kampus, kakak mentor, sampe ke ustadz/ah juga lagi nge-booming-in menulis.
sepakat dan setuju sih. soalnya kan emang menulis itu cara yang paling mudah buat dakwah dalam jangka panjang. mmm tapi sekarang kayanya bukan menulis deh. lebih cocok mengetik. nah, kalo mengetik, semua kita yang terhubung sama dunia maya pasti udah ngetik semua. oke, lupakan :D
kemarin pas lagi ngeliat TL, nemuin @Bukune nguploud foto ini. what do you think?




nah, yang ngelintas di pikiran saya sih pas nemuin itu, "iyasih, bener". hahaha ga banget ya pemikiran saya --'
tapi sebenernya sih itu emang bener. dengan membaca, kita bisa tau semua yang ada di dunia ini. bakan kalo yg kita baca itu terjemahan Al Quran, ya kita bakal tau tentang akhirat juga. lalu dengan menulis, kita bakal dikenal dunia? yaaa, semoga aja sih. setidaknya, dengan menulis itu pasti banyak yang tau kita. kalaupun ga sedunia, setidaknya ada orang yang ga kita kenal tapi dia bisa tau kita lewat tulisan. lalu, kalo ada yang ngebaca tulisan kita, terus terjadi perubahan positif dalem hidupnya, kita bakal dapet pahala. itung-itung amal jariyah buat kita di akhirat kita.

barusan juga ngeliat post ka nurul tentang bionya ust. felix siaw, "membaca untuk menulis, mendengar untuk menyampaikna". nah, yang ini memang lebih kompleks dan sistematis, barangkali. dengan kita banyak membaca, tentu banyak hal yang dapat kita bagi. kalaupun tidak, setidaknya untuk mengikat ilmu yang kita dapat dari membaca tadi. lalu, mendengar untuk menyampaikan. disini, dengan banyak mendengar, kita pasti banyak belajar dan banyak mendapat ilmu secara langsung dengan berbagai gaya bahasa yang kemudian dapat kita bagi dengan menyampaikannya.

berbicara tentang mengikat ilmu, menulis/mengetik inilah cara yang paling tepat. selain dapat membantu kita agar tidak lupa dengen ilmu yang kita punya, ya sekalian berbagi ke yang lain. toh, ketikan kita ga bakal ilang selagi media yang kita gunakan ini belum hilang. mengetik ini juga membantu kita mengasah pikiran kita. bagaimana cara kita menyusun kata, bagaimana cara kita agar pembaca dapat menangkap apa yang ktia tulis, dan yaaa menggunakan otak kanan kita deh.

intinya, mengetik itu banyak manfaatnya dan insyaAllah berkah. saya sendiri juga lagi dalem proses belajar mengetik yang baik dan benar. samasama belajar deh yaa~
afwan minkum, syukran jazakallaahu khairan katsiran.
wassalaamu'alaikum warahmatullaah..

Minggu, 16 Februari 2014

garagara si mbah

syudududu ini kali ini tulisan di buat garagara si mbah nih.
beliau suruh ngelarin tulisan. padahal bukunya juga belum kelar dibaca, mbah -_-
okeoke, lupakan tentang si mbah. kali ini inspirasinya didapet dari buku pinjeman si mbah yang judulnya "meniti jalan pewaris nabi'.
kata si mbah, ini bukunya bagus banget, malah jadi buku kesayangan beliau. percaya? jawab dalem hati aja. kakakaka
pertama kali dapet pinjeman buku ini, shock sendiri liat bukunya. ngerinya kebangetan pas liat judulnya. tapi belakangan si mbah lagilagi bilang bukunya bagus. dan ternyata emang bagus.
pertama kali baca lembaran-lembaran awal langsung dapet magnetnya.
QS Al Isra':85 "tidaklah kamu diberi ilmu pengetahuan kecuali sedikit".
jleb, ayat ini mungkin udah nampar kita bolak balik.
mungkin kita kadang-kadang khilaf, suka ngerasa sombong kalo kita tuh udah orang yang paling pinter sejagat raya.
tapi apa? ilmu yang kita punya ini cuma sedikit. ga ada apa-apanya sama yang Allah punya.
dan kita tetep mau sombong? na'udzbillahimindzalik.
lalu, pernah dengar juga ga sih kalo ilmu yang di simpen sendiri, ga mau dibagibagi itu ga ada manfaatnya.
sampe-sampe ada penibaratan kalo ilmu itu ibarat air yang ada di dalem teko. kalo kita isi terus, dia bakal tumpah. tapi, kalo kita tuang ke cangkir, dia ga bakalan tumpah. malah dia jadi bermanfaat garagara ngisiin gelas yang kosong tadi.
singkatnya, ilmu kita kalo kita kasih ke orang lain itu ga bakalan habis deh. malah dia nambah. 
terus kalo kita pelit sama ilmu kita dan kita ngebiarin dia berkeliaran di otak kita, dia juga ga ngedatangin manfaat. kalo diibaratin ke air tadi, dia bakal nguap, habis. atau kalau dia tertutp, dia bakalan bau. ga guna deh. ujung-ujungnya malah sia-sia.
lalu tentang ilmu lagi, kita itu ga boleh mandang dari siapa ilmu itu kita dapet, tapi apa yang udah orang itu bagi ke kita.
ga boleh mandang itu dari pengemiskah, non muslimkah, atau siapapun dia deh.
terus pernah juga dibahas sebelumnya, ilmu itu lebih penting ketimbang amal. baca lagi deh entar tulisan sebelumnya :D
kalo tanpa ilmu, amal kita itu kaya disuse gitu. kita gatau itu udah bener atau engga. 
tapi kalo ilmu tanpa amal kan sedikit ga mungkin.
kalo kita udah paham, pasti kita bakal ngelakuin.
contohnya kaya menjawab salam.
kita yang ga punya ilmunya bisa jadi ngejawab salam garagara ikut-ikutan atau yaaa sekedar penghormatan.
tapi kalo kita yang tau? kita bakal ngejawab salam tadi dengan sepenuh hati.
gimana engga? mereka yang ngasih salam itu kan lagi ngedoain kita. masa iya sih kita gamau ngebales doanya? 
dan pasti juga, kalo kita tau ilmunya, kita ga bakal ada alesan 'gamau jawab ah, males.' 'siapa dia salamnya kudu dijawab', dan yaaaa jawaban sekitarnya deh. huehehe
intinya, ilmu itu sangat penting.
harus terus ditambah, diperbaharui, dan dibagi.
barangkali berkah. huehehehe
sekian dan terimakasih :D


eiya, buat si mbah. terimakasih buku pijemannya. syukron, jazakallahu khairan katsiran :D

Rabu, 15 Januari 2014

hasil nguping

syalalala
ini barusan nguping ceramah di mesjid samping rumah.
gatau siapa yg ceramah, gatau juga judulnya apa.
terus gatau deh tiba-tiba bapaknya nyambung ke topik yang lain.
pernah ga kita berpikiran, 'kok doa aku belum Allah kabulin, ya? apa Allah ga sayang sama aku?'
nah, terus bapaknya bilang gini,
ada sebuah kisah, ada seorang hamba yang rajiiiiin sekali berdoa.
bahkan malaikat sampai bertanya kepada Allah, kenapa doanya belum dikabulkan?
lalu Allah bilang, Allah sangat menyukai suara hambanya tadi, suara yang penuh pengharapan sampai-sampai Allah merindukan suara seseorang tadi. subhanallaaah..
kadang, kita dikotori oleh perasaan kita sendiri. pemikiran-pemikiran negatif kita yang kadang ga sadar udah su'udzon sama Allah. astaghfirullaah. mendingan sekarang kita istighfar banyak-banyak dulu deh :D
laluuuuuuuuuuu apa intinya?
*mulaiserius*
Allah punya banyak alasan dari belumnya beliau mengabulkan doa kita.
mungkin karna memang seperti kasus diatas, atau Allah masih ingin melihat usaha kita, masih ingin melihat kesungguhan kita, ataupun masih belum yakin terhadap diri kita.
semuanya bisa terjadi. ga ada yang ga mungkin bagi Allah.
karna apa yang Allah lakukan ga bakalan sanggup kita telaah dengan logika kita yang hanya sedikit ini.
sooo, what should we doooo? :3
kita harus sering-sering berdoa, mendoakan, dan minta didoakan. 
karna apa?
karna kita ga pernah tau dari siapa doa itu dikabulkan.



bismillaahirrahmaanirrahiim
Allahummaghfir lil muslimina wal muslimat, wal mu’minina wal mu’minat, 

al ahyaa-I minhumwal amwat, innaka sami’un qoribun-mujibu da’wat, ya khodial hajat.

Allahumma Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa in lam taghfirlanaa 
wa tarhamnaa lanakuunanna minal khasirin.
Allahumma Rabbanaa Laa tuakhidznaa in nasiinaa Aw
akhthanaa Rabbanaa wa laa tahmil alainaa Ishran kamaa
hamaltahuu alalladziina min qablinaa Rabbanaa wa laa
tuhammilnaa ma laa thaaqata lanaa bih Wafu anna
wa ighfirlana warhamnaa Anta maulaanaa fanshurnaa ala al-qaumil
kaafiriin. 
Allahuma Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa
wahablanaa milladungka rahmatan innaka antal wahhaab.
Allahumma rabbanaa hablanaa min azwajina, wa dzurriyatinaa qurrata a’yunin waj’alna lil muttaqina limaman. 
Allahummaghfirlana wali wa lidainaa, warhamhuma kamaa rabayya naashaghiira.
Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar.
Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yasifun, wa salamun ‘alal mursalin, walhamdulillahirrabil’alamin.


Selasa, 14 Januari 2014

Masyitah As Sahara: Susah Gak Ya Nulis Itu?

Masyitah As Sahara: Susah Gak Ya Nulis Itu?

Hmmm… kalau pertanyaan itu kita tanyakan ke penulis, so pasti jawabannya “ya enggak lah, gampang banget tau!”. Coba tanyain pertnayaan itu ke mereka yang bukan penulis, olahragawan misalnya. Kira-kira gimana ya jawaban mereka? Y

ang jelas, kalau pertanyaan itu di tanyain ke saya, jawabannya pasti gak sama dengan jawaban si penulis, ataupun si olahragawan tadi. Karena saya memang bukan keduanya. Buat saya, nulis itu susah-susah gampang. Susah kalau si ide lagi pergi entah kemana. Mana perginya gak bilang-bilang lagi mau kemana. Jadinya kan susah banget mau nyari kemana kalau lagi dibutuhkan. Tapi, kalau si ide lagi betah di dalam otak, wah.. menulis jadi aktifitas yang sangat menyenangkan. Itu menurut saya lho, gak tau deh kalo yang lain. Setiap orang kan pasti punya pendapatnya masing-masing tentang menulis. Bener gak? (Ceilee.. gaya betul !)

Sewaktu saya masih berseragam putih abu-abu, saya pernah pernah dapat materi kepenuliusan langsung dari pakarnya. Karena guru Bahasa Indonesia kami sedang sakit, Pak Guru meminta kepada temannya yang merupakan penulis ternama Tanjungpinnag untuk menggantikan beliau mengajar di kelas. Walau hanya sekali, tapi sungguh bermakna. Pak Tusiran Suseno namanya. Siapa sih yang gak kenal sama beliau?

Pertemuan singkat siang itu, memberikan banyak pelajaran kepada saya dan teman-teman tentang menulis. Menurut beliau, menulis tidaklah sulit ( ya iyalah, bapak kan penulis..!). Kita bisa menulis tentang apapun. Terserah. Sesuka hati saja katanya. Mengenai isi hatikah, pengalaman-pengalaman yang berkesan dalam hidup, kejadian yang kita alami sehari-hari, dan yang lainnya. Tapi, yang paling mudah di antara semuanya adalah menuliskan apa saja yang pernah kita alami. Pasti akan lebih lancar. Tanpa kita sadari, sudah berhalaman-halaman kita menulis. Mengalir begitu saja. Beliau berpesan, jangan pernah takut untuk menulis. Mulailah dari sekarang untuk menulis.

Untuk menjadi seorang penulis handal, minimal harus ada satu tulisan yang jadi setiap harinya. Terserah tentang apa saja. Bagus atau tidak itu masalah belakangan. Dengan semakin seringnya kita menulis, lama kelamaan tulisan kita pasti jadi bagus. Karena menulis sudah jadi suatu kebiasaan. Seperti kata pepatah “Bisa karena biasa”. Para ilmuan juga tidak langsung berhasil dalam penelitian mereka. Tapi mereka tidak pernah putus asa dalam berusaha. Pada akhirnya, mereka berhasil menemukan sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kehidupan umat manusia saat ini.

Banyak manfaat yang bisa kita dapat dari menulis. Salah satunya adalah manfaat ekonomi ( dasar anak ekonomi! ^_^ ). Kata Pak Tusiran, ketika himpitan ekonomi mendera, menulis bisa jadi pilihan. Beliau sudah merasakan langsung manfaat tersebut.

Hmmm… Gimana? Tertarik untuk nulis? Yuk, mulai sekarang kita belajar nulis. Gak ada ruginya kok teman. Malahan banyak banget untungnya. Saya juga lagi belajar nulis nih. Makasih banyak buat sahabat sekaligus kakak yang baik, yang selalu ngasih semangat ke saya buat nulis. Uni Nurul, syukron yo Ni.. heheheh… ^_^