Kepo?
Keppo? Keppow?
Iya..
kepo. Apasih kepo itu?
Ciyeee,
udah mulai kepo :D muehehe
Kepo,
kepo adalah sebuah ungkapan utnuk menggambarkan rasa keingintahuan yang teramat
sangat ingin tau. Kalau dipersentasikan mungkin rasa ingin tahunya bisa mecapai
lebih dari 80% *ups
Kepo
saat ini merajalela. Sampai ada yang menyatakan, ‘kalo dulu malu bertanya sesat
di jalan. Kalo sekarang nanya dikit dibilang kepo’ .
Jadi,
bagaimana sih Islam menanggapi tentang per-kepo-an ini? Check this out ☟
Kepo
secara umum dapat kita bagi menjadi 2; kepo positif dan kepo negative.
Kepo
positif adalah rasa keingintahuan dalam hal-hal yang baik, seperti saat
menghadiri majelis ilmu. HR. Abu Daud, ‘sesungguhnya obat dari ketidak tahuan
adalah bertanya’.
Berangkat
dari sini, kita diperbolehkan untuk kepo. Kepo dalam kebaikan, kepo dalam
belajar, kepo dalam mencari tahu suatu kebaikan. Bahkan rasulullah SAW. Pernah
bertanya kepada Bilal bin Rabbah. Bagaimana terompah (sandal/sepatu)nya sudah
berada di surga sedang ianya masih hidup di bumi? Karena bilal bin Rabbah
selalu menjaga wudhunya hingga menjadi amal unggulannya.
Firman Allah
dalam QS Al-Ahzab:21 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu. Nah, bagaimana kita mengetahui apa-apa saja yang ada
pada diri Rasulullah SAW kalau kita ngga ngepoin shiroh nabi? Kita tahu
darimana kalau Rasulullah itu pribadi yang baik akhlaknya? Yang cerdas akalnya?
Yang kuat fisiknya? Yang baik aqidah dan imannya?
Kedua,
kepo negative adalah rasa keingintahuan atas hal-hal yang kurang baik, yang
sia-sia, yang tidak berguna, bahkan bisa jadi ujung-ujungnya dosa.
Na’udzubillahimindzalik.
Berangkat dari Firman Allah ”Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus), dan
janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QSAl
Hujurat: 12) dan HR Tirmidzi, dimana Rasul pernah berkata “diantara tanda – tanda kebaikan islam nya seseorang adalah dia
meninggalkan sesuatu yang tidak baik bagi diri nya”
Kepo akan
hal-hal yang tidak berguna dan tidak bermanfaat ini bisa menjatuhkan kita pada
dosa. Contohnya kalo kita lagi di kampus deh. Ada cewe cowo yang jalan berduaan,
pasti ada rasa kekepoan yang muncul; eh mereka pacaran ya? Udah brapa lama ya?
Kok ga heboh ya di kampus? Waaah apa mereka diem-diem uda jadian ya? Kok bisa
ya? *ceksemuasocmedyangada* wes, mereka kemarin berduaan foto. Mereka nanana
blablabla bliblibli blublublu.
GLEK! Selain
kepo ternyata kita uda kejebak sama godaan setan yang lain; menggunjing dan
suudzon. Ininih yang susah. Kita susah menjaga pikiran kita yang bisa meliar
karna hal kecil, yang bisa bikin kita mikir ini-itu. Apalagi kalo ditambah rasa
ingin tahu yang mendalam dengan mencari tau ditempat yang salah (read: engga
tabayun sama si target atau orang yang tau).
Jadi…….
Intinya…….adalah……… Kepo itu boleh, asal? Pada tempatnya. Asal? Pada porsinya.
Asal? Ada manfaatnya. Yang penting kita bisa menempatkan kepo kita di dalam
kebaikan dan tidak merugikan siapapun. Satu lagi, kalo ada yang ngepoin kita
langsung, jangan dibilang kepo ya. Mungkin si dia lagi mau tabayyun. Yaaa
daripada dia ngepoin kita sama orang lain kan yaaa :D yang perlu diinget juga,
dalam hal perkepoan dan pertabayunan, kita juga ga boleh lepas dari koridor
islam loh ya. Tetep menjaga kesopanan dan apabila bertabayun sama lawan jenis
juga kudu tetep mesti jaga jarak.
“Jangan
mengawasi oranglain, jangan mengintai geraknya, jangan membuka aibnya, jangan
menyelidikinya. Sibuklah dengan diri kalian, perbaiki aibmu. Karena kamu akan
di tanya Allah tentang dirimu, bukan tentang orang lain.” (Sayyidina Ali Bin
Abi Thalib r.a).
Yuk
istighfar sama-sama.
astaghfirullahaladzim
astaghfirullahaladzim
astaghfirullahaladzim
Semoga
Allah mengampuni kekepoan kita yang lalu-lalu dan semoga gada kekepoan negative
lain yang kita perbuat setelah ini. Afwan minkum.