Selasa, 02 Juni 2015

Waktu? Makhluk apa ini?


Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. (QS Al Ashr)

Yaks! Seperti judul di atas. Waktu? Makhluk apa ini.
Aku yakin dan percaya, tak ada seorangpun yang mampu menggambarkan apa itu waktu. Kenapa keberadannya sangat menentukan? Mari kita ulik bersama.

     Semua dari kita mendapat jatah waktu yang sama dari Sang Cipta, bertotal 24 jam. Tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang. Baik si kaya maupun si miskin. Si rajin maupun si malas. Siapapun. Semuanya secara adil mendapatkan jatah 24 jam. Lalu, kenapa ada yang merasa waktunya kurang? Di sisi lain ada yang berfoya-foya atas waktu yang dianggapnya berlebih tadi. Ini soal koordinasi, pengaturan, dan pemanfaatan. Kalam illahi di atas sudah sangat jelas. Merugilah kita, kita yang tak beriman dan tak mengerjakan amal soleh juga mengingatkan atas kebaikan dan kesabaran. Merugilah kita yang tidak bisa memanfaatkan waktu yang kita miliki.
     Sudah pernah denger kan, ya? Orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Orang yang rugi adalah orang yang hari ininya sama dengan hari kemarin. Dan celakalah, mereka yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Na’udzubillaah.
     Memang sih, udah kodratnya bahwa iman itu selalu mengalami fluktuasi. Tapi disinilah akal kita harus bekerja aktif. Jangan sampai kita merugi apalagi celaka atas yang kita lakukan hari ini. Kalaupun terpaksa, baiklah kita merugi daripada celaka. Tapi tetep aja kalau untung itu yang paling nyenengin, ngebahagiain, titik.
     Dari 24 jam yang kita miliki tadi, kita harus bisa sebegimana mungkin untuk tetap adil. Bagilah waktu yang kita miliki sesuai porsinya, kebutuhannya, keperluannya. Jangan biarkan waktumu tebuang sia-sia walau sedetik. Karna apa? Karna tidak ada tabungan waktu luang yang berbunga iphone6. Yang ada ia akan mengganggu hidupmu. Terus mengejarmu bahkan sampai di alam mimpi.
     Aku tak ingin mengajari cara membagi waktu itu. Tak ingin membagikan tips memporsikan waktu yang baik. Karna  ini juga masih dalam proses menuju ke situ. Yang kali ini hanya ingin membahas, siapa sih waktu? Kadang manusia termasuk aku suka lalai akan waktu. Sekan-akan aku akan diberi waktu tambahan untuk bertaubat. Kadang juga suka mengisi waktu dengan hal yang tidak bermanfaat dengan alibi kebahagiaan. Lagi-lagi waktu ini menjadi masalah yang krusial dan belum bisa dipecahkan.
     Sebenernya aku juga tidak tau apa itu waktu, siapa dia, bagaimana silsilah keluarganya. Maklum, ia tak bisa kutanya dengan gamblang. Aku hanya tau bahwa dia ikut hidup bersamaku. Ia perlahan berkurang seiring bertambahnya kegiatan yang aku lakukan selagi aku bernapas. Ia paling setia menemani kala apapun dimanapun dan bagaimanapun kondisinya. Ia akan bena-benar pergi saat aku dipanggil sang pencipta nanti.
     Sesekali kita khilaf. Mengutuk waktu yang terus berlari maju sedangkan kita masih diam di tempat. Mengkambing hitamkan waktu saat hal yang tak diinginkan terjadi. Dan sedikit sekali yang mensyukuri waktu itu saat kebahagiaan itu hadir. Kalaukan saja waktu itu dapat bicara, mungkin ia telah berkata sejak lama, “salahin adek, bang. Salahin aja adek terus. Adek selalu salah”. Ahahahaha
     Beginilah esensi waktu. Tiap detiknya bagai butiran berlian yang terkikis oleh deruan ombak. Masih saja kita menganggap waktu ini hanya selentingan. Padahal hidup abadi nanti akan bicara dengan waktu. Apa yang telah aku lakukan dengan waktuku yang singkat ini. Sudahkah aku bekerjasama dengannya untuk keabadianku nanti? Atau aku membiarkan waktu berjalan sendirian sedangkan kami hidup bersamaan.
     Lagi, tak ada seorangpun yang ingin rugi, termasuk aku. Sesekali aku berfikir dan berusaha. Apa yang bisa aku lakukan agar waktu itu menjadi sebuah keuntungan. Keuntungan yang double bonus, dunia dan akhirat. Tapi pada kenyataannya? Aku lebih sering rugi ketimbang untung. Kalau ini sebuah perusahaan yang lagi ngisi kajian SWOT, mungkin perusahaan ini sudah tak layak lagi. Untunglah, Sang Pemilik Maha Penyayang dan selalu memberi kesempatan agar aku tidak terus menerus merugi.
     Lalu, pertanyaan awal tadi belum terjawab. Hahaha maafin deh yaa. Sebenernya aku juga gatau apa jawabannya :” tapi kalau menurutku, waktu itu adalah makhluk invisible yang sering terabaikan tapi tak pernah mengabaikan. Dia yang terlupakan tapi tak pernah melupakan. Dia yang sering disalahkan tanpa pernah menyalahkan. Dia hanya diam dan terus berjalan hingga Pemilik memerintahkannya untuk pergi meninggalkan kita sendirian. Bertemanlah dengannya dan sayangilah Ia. 
     Waktumu adalah hidupmu. Gunakan ia sebaik-baik yang bisa dilakukan. Jangan biarkan sedetikpun terbuang tanpa kau tau apa manfaatnya. Jangan jadi yang merugi apalagi celaka. Balik modal aja ga cukup buat tabungan akhirat. Jangan sampai punya hutang pada Pemilik saat kita sudah diberhentikan. Mau minta apalagi? Tambahan waktu? Atau menyalahkan waktu? Makan eskrim aja deh biar bahagia. Eh itupun kalau masih punya waktu.



#day2
#NULISRANDOM2015

0 tanggapan:

Posting Komentar