Minggu, 09 Juni 2013

yang biasa bisa menjadi luar biasa

      "yang biasa bisa menjadi luar biasa" adalah sebuah slogan yang tumbuh kembang di masyarakat. biasanya hal-hal seperti ini dilihat dari sudut pandang kehidupan. kali ini saya ingin mengangkatnya dari sudut pandang lain. masih tentang kehidupan. tapi lebih pada sebuah pengalaman yang belum ada apa-apanya. dan mungkin agak sedikit berbeda dari biasanya.
      sewaktu kecil, saya termasuk anak yang cukup aktif, tapi tidak hyperactive. yaa standar anak-anak deh. senengnya main sana-sini, lari kesana-kemari, dan lain sebagainya. sampai disuatu ketika, saya pernah bertanding lari dengan teman sepantaran saya. tapi lomba lari yang cukup berbeda. yaitu lomba lari di tanjakan dan turunan bukit. bodoh? ya, sangat bodoh. tapi waktu itu saya menganggap ini adalah hal yang unik dan lucu.
      satu.. dua.. tiga... semua berlari kencang menaiki tanjakan yang sudutnya hampir delapan puluh derajat. kali ini saya masih baik-baik saja dan masih terus berlari untuk menuruni tanjakan tersebut. namun, tiba-tiba saya terpeleset dan terjatuh. biasa, hanya luka kecil dipinggang. cuma berdarah dan sedikit terkelupas. pulang kerumah sambil nangis dan mencari obat-obat ala kadarnya. seminggu kemudian, luka itu sedikit membaik walaupun bekasnya masih basah. 
      beberapa waktu setelahnya, saya juga mengalami kecelakaan kecil. kali ini bukan karna lomba lari, tetapi karena lompat tembok. serius? iya. tapi bukan lompat keluar pagar rumah, ya. melainkan melompati tembok yang satu dengan pagar yang lain. sebenarnya ini sering saya lakukan. tapi entah kenapa waktu itu saya sedang tidak beruntung. sewaktu ingin lompat, kaki saya tidak menyentuh pagar dan malah badan saya yang harus mendarat diujung pagar batu itu. hasilnya? lima menit sesak napas dan kemudian lecet. kali ini saya tidak mengadu kepada siapa-siapa. karna sepertinya cukup berbahaya.
      kemudian sewaktu umur enam tahun tepatnya kelas 1 SD, saya menjemput adik saya yang ada di TK. sembari menunggu, saya bermain ayunan. karna bosan bermain sambil duduk, saya bermain sambil berdiri. lagi-lagi, ini adalah hal yang cukup biasa. namun kali ini saya kembali tidak beruntung. papan ayunan yang sedikit licin membuat saya tercampak kebawah dengan posisi kepala yang lebih dahulu menyentuh tanah. ini terdengar cukup ekstrim. dan rasanya juga masih terbayang dikepala. sakit yang luar biasa. sampai-sampai saya harus digendong ayah. dan hingga kini, luka itu masih membekas nyata.
       lalu ketika saya kelas empat sekolah dasar. waktu itu sedang bulan puasa. sebelum berbuka, saya diajak oom saya untuk bermain di sebuah taman bermain yang cukup tidak terawat. saya menjajal segala permainan yang ada. dan saya tergugah untuk berjalan diatas mainan yang apalah itu namanya. lagi-lagi saya tidak beruntung. saya kembali terjatuh. parahnya, efek dari jatuh yang kali ini cukup berasa. dipersambungan tangan kanan saya membengkok dan rasanya itu luar biasa. bahkan, untuk memegang sendok saja saya tidak sanggup.untungnya tangan saya kembali sedikit normal meskipun terasa berbeda dengan tangan yang kiri.
       lalu ketika saya duduk dikelas sepuluh. mungkin ini tidak anak-anak lagi. tapi prosesi jatuhnya melebihi anak-anak. ceritanya sepulang sekolah hari rabu. aku baru mengganti baju tapi tidak dengan rok panjang sekolahku berjalan keluar rumah. ada sebuah kursi yang cukup rendah. bahkan tidak lebih tinggi dari betisku. karna isengnya aku, aku berjalan diatas kursi panjang itu. dan taukah kamu apa yang terjadi? aku terjatuh. kursi itu tiba-tiba oleng dan mendaratkan pipi kananku dipinggiran semen rumahku. walhasil, dua dari gigiku mengalami ke-compes-an. ya, entah kenapa kali ini aku malu mengakuinya. semuanya terjadi diluar pemikiran anak sma sepertiku. hanya karna jatuh dari kursi, gigiku harus patah sedikit. yayaya, kali ini cukup bodoh.
       kemudian, baru-baru ini aku kembali mengalami hal sepele, menabrak meja.mungkin rata-rata orang pernah mengalaminya.bedanya, kali ini aku mendapati efek yang tidak bisa aku pikirkan. bayangkan, hanya karna berjalan lalu menabrak meja, tangan kiriku harus memar membiru selama hampir seminggu. ini juga berada diluar pikiranku.
       contoh lainnya, dibeberapa kesempatan aku sering tidak sengaja menyolok mataku sendiri. hal ini sering sekali terjadi sewaktu aku sma. sampai-sampai teman sekelasku sering berkata, "hobi kok nyolok mata sendiri". baiklah, aku masih waras, jadi tidak mungkin aku melukai mataku sendiri.
      blablablaaaa. dari penjang lebar yang aku utarakan tadi, intinya adalah  jangan menganggap hal kecil itu adalah hal yang sepele. karna pada dasarnya tidak ada hal sepele di kehidupan ini. segala sesuatunya mungkin saja terjadi diluar apa yang kita perkirakan.
       mungkin ini adalah tulisan aneh yang pernah kalian buat, tapi maklumilah ini hanya sebuah tulisan remaja yang masih dalam pembelajaran. mungkin dilain waktu tulisan yang saya buat bisa sedikit bermakna.
sekian dan terimakasih :D
        

0 tanggapan:

Posting Komentar